Empat
Komunitas Asal Indonesia di Negeri Belanda
Di
Negeri Belanda hidup puluhan etnis, yang orang Belanda sebut ‘etnisminderheden’
atau allechtone alias orang asing yang berasal dari berbagai bangsa
didunia, empat diantaranya komunitas keturunan bangsa Indonesia.
Penampilannya
sama dengan orang di Indonesia satu dengan lainnya, tetapi mereka menganggap
diri satu dengan lainnya berbeda. Dari empat komunitas, masing-masing,
komunitas Indo, dalam bahasa Belanda disebut Indisch (turunan
Indonesia-Belanda) adalah hasil perkawinan campuran, komunitas Ambon, komunitas
Jawa Suriname dan komunitas orang-orang Indonesia merdeka (maksudnya orang
Indonesia yang berada di Belanda dengan kemauan dan usaha sendiri).
Dalam
hidup sehari-hari, mereka hidup berdampingan bagaikan oli bercampur air.Setiap
komunitas mengakui kelompoknya tersendiri dari yang lainnya.
Komunitas
Indo atau blasteren ini merupakan kelompok tertua sejarah kehadiran mereka di
Negeri Belanda, sudah beberapa generasi hadir dinegeri kincir angin.Melalui orang
tua dan leluhurnya, mereka pindah ke Negeri Belanda. Indo atau blasteren ini
dikenal sejak terjadinya kawin-mawin antara sang tuan dan pengasuh rumah tangga
mereka sejak masa kolonial, di Nederlands Indiƫ pada jaman tempo doeloe.
Tetapi
komunitas ini mencapai puncaknya berpindah ke Belanda pada zaman pergantian
kekuasaan di Indonesia, dari orde-lama ke orde-baru, pada akhir tahun 1965 –
1966, kemudian mereka berdiam negeri Belanda. Mereka ini menganggap diri selaku
orang Belanda, walaupun orang Belanda sendiri menganggap mereka orang asing,
demikian juga halnya orang di Indonesia beranggapan sama kepada mereka. Hingga
terjadi istilah bangsa kehilangan tanah air dan orang-orang yang asing
dinegri leluhurnya.
Komunitas
Ambon merupakan Kelompok yang datang ke negeri Belanda melalui kebijaksanaan
Pemerintah Belanda pada awal tahun limapuluhan.Pemerintah Belanda merasa
bertanggung jawab atas keselamatan bekas serdadunya, yang bergabung dalam KNIL.
Bekas
tentara KNIL ini diangkut oleh pemerintah Belanda dari Indonesia setelah
Tentara Republik mengoperalih kekuasaan dibawah presiden Sukarno.Bekas tentara
KNIL (Koninklijk Nederlands Indische Leger) ini, diangkut dengan kapal laut
dari Indonesia ke Nederland pada tahun 1951.Jumlah dari kelompok Ambon asal
KNIL ini membentuk kelompok yang terbesar dari empat kelompok dimaksud.
Dari
hasil kawin-mawin mereka dengan berbagai ras di Nederland, sampai ke generasi
ke tiga sekarang mungkin jumlahnya sudah ratusan ribu jiwa.Mereka ini tersebar
ke berbagai penjuru Nederland mulai dari Selatan Provinsi Maastricht sampai ke
utara provinsi Groningen dan Frisland.
Komunitas
Jawa Suriname merupakan Kelompok yang dinilai berliku-liku jalan sejarah yang
dilalui.Leluhur mereka berangkat dari pulau Jawa pada jaman kolonial menuju ke
Suriname. Asal mula kelompok ini, adalah tenaga pekerja dari Jawa pada tahun
1890 dibawa ke Suriname, selaku tenaga kerja kontrakan yang akan dipekerjakan
diperkebunan tebu.
Dan
menurut mereka, leluhurnya dijanji oleh pemerintah kolonial, setelah selesai
kontrak mereka, mereka akan dikembalikan ke pulau jawa selaku negeri asalnya,
tetapi perjalanan masa terus berlalu, janji tetap janji, apa yang dijanjikan
kepada leluhur mereka tidak pernah ditepati, sehingga menetap di Suriname dan
membentuk satu kelompok dari penduduk negara Suriname.
Mereka sudah
menetap di suriname sampai Suriname merdeka dan membentuk satu komunitas
Jawa-Suriname, kemudian dengan suka rela, selaku bangsa merdeka datang ke
negeri Belanda. Jawa Suriname ini, tetap merasa orang Jawa, tetapi tidak
merasa orang Indonesia.
Komunitas
orang indonesia merdeka yaitu kelompok dimaksudkan penulis adalah bangsa
Indonesia yang setelah Indonesia merdeka, tidak ada hubungan dengan sejarah
masa lalu mereka berada di negeri Belanda. Mereka datang dengan kemauan dan
usaha sendiri, tidak terbawa oleh sejarah kepindahan mereka. Mereka ini tidak
merasa punya kesamaan dengan kelompok lain, yang telah disebutkan diatas.
Kelompok keempat ini, tidak pernah merasa ada kesamaan sejarah dengan tiga
kelompok lainnya.Demikianpun turunan mereka, tetap mengetahui, mereka berada di
Belanda dengan keinginan orang tuanya datang ke Belanda dengan berbagai alasan.
Komentar
Saya
:
Mengapa
saya memilih negara Belanda untuk tugas ini “ Sepak Terjang Bahasa Indonesia di
Luar Negri ” ? Karena bangsa Belanda pernah menjajah bangsa Indonesia berabad–abad
lamanya. Saya ingin mengetahui apakah bahasa Indonesia di negara Belanda itu
ada ? Ternyata memang ada bahkan ada empat komunitas asal Indonesia di negri
Belanda. Yaitu komunitas Indo, komunitas Ambon, komunitas Jawa Suriname dan
komunitas orang-orang Indonesia merdeka.
Bagaimana keadaan
hidup sehari-hari dari empat komunitas ini dan apakah bahasa
Indonesia di gunakan ? Dalam usaha-usaha kecil setingkat perusahaan
pertokoan atau berjual-jualan klenton, sebagai mana di Indonesia.
Satu dua orang di kota
besar menjadi pemilik restoran. Dasar penghidupan mereka selaku orang digaji, bukan menggaji. Dalam kehidupan sehari-hari ternyata bahasa
Indonesia masih di gunakan untuk berbincang-bincang sesama warga negara Indonesia. Para pemilik
tokopun memperkerjakan warga Indonesia untuk memudahkan para pembeli asal
Indonesia berbelanja karna orang-orang Indonesia itu terkenal dengan
kecenderungan untuk berbelanja yang berlebih.